Friday, November 11, 2016

Perdamaian 4 Geng Motor Terkenal Di Bandung

Tags
Deklarasi Damai 13 Desember 2010 tentang adanya pelaksanaan Deklarasi Pembubaran Geng Motor di Jawa Barat yang dilaksanakan di Mapolda Jawa Barat. Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suparni Parto bersama Pangdam III/Siliwangi yang diwakili Kasdam III/Siliwangi dan Gubernur Jawa Barat H. Ahmad Heryawan secara resmi memimpin pembubaran Geng Motor Jawa Barat.


Acara yang bertajuk “Deklarasi Sadar Kantibmas  Oleh Kelompok Geng Motor Se-Jawa Barat” ini berisikan pernyataan tertulis yang dibacakan oleh 4 Perwakilan Anggota Geng Motor yang terdiri dari Brigez, M2R, XTC, dan GBR. Keempat Perwakilan ini setelah membacakan pernyataan tertulis yang isinya mengenai pembubaran Geng Motor ini kemudian ditanda tangani dan disaksikan oleh Kapolda Jabar, Pangdam III/ Siliwangi, dan Gubernur Jawa Barat serta Muspida Jabar.


Dari situlah perubahan Brigez mulai muncul tumbuhnya ide-ide fikiran para senior Brigez untuk menjadikan Brigez sebuah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang sekarang terkenal dengan OKP BRIGEZ INDONESIA dengan tujuan merubah pandangan buruk masyarakat tentang keberadaan Brigez, sejumlah unsur pimpinannya kemudian mendirikan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Brigez Indonesia pada Maret 2010. Dalam OKP Brigez tersebut, ditegaskan bahwa misinya akan melakukan pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara dengan mewujudkan Bandung dan Jawa Barat tempat yang aman dan damai. 
Brigez saat ini telah menjadi OKP. Brigez bukan lagi geng motor atau berandal bermotor yang kerap mengemuka di media massa. "Yang menonjol di pemberitaan selalu saja yang negatif. Padahal, sejauh ini masyarakat juga sudah mengetahui bahwa kami selalu melakukan kegiatan bakti sosial. Misalnya seperti donor darah, penanaman seribu pohon, serta memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa bencana alam," hal ini kami lakukan sebagai  pembenahan organisasi Brigez dari dalam. Hal tersebut dilakukan, agar tidak muncul berbagai oknum yang memanfaatkan nama Brigez.


Kami harap perubahan ini mendapatdukungan dari semua elemen termasuk media massa dan masyarakat. Oleh karena itu, ia pun meminta kepada masyarakat untuk menjadi kontrol apabila ada kejadian kriminal yang mengatasnamakan Brigez.

Sejarah GBR

Tags
Image result for bendera grab on roadGrab on Road adalah nama geng motor yang paling lawas di Kota Bandung. Didirikan 14 februari 1980, kelompok ini sekarang telah beranggotakan ribuan orang yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Kang Pucut, salah seorang pentolan GBR "GrabonRoad" mengatakan, awal pembentukan klub Grab on Road sebagai ajang silaturahmi para bikers di Kota Bandung. Berbagai kegiatan, seperti touring maupun balapan liar. Menurut informasi yang diterima detikportal, sejak tahun 1980-an, kelompok ini sangat disegani. Sebab selain suka ngetrek di jalanan Bandung, kelompok ini sering terlibat tawuran. Beberapa anggota geng bahkan ada yang membawa senjata api (senpi). Maklum, mayoritas anggotanya adalah anak kolong (anak anggota TNI). Hal ini yang membuat masyarakat dan polisi segan berbuat macam-macam. "Bagi anak motor berkelahi adalah hal lumrah. Kelompok lain juga begitu," kata Kang pucut, yang saat ini tercatat sebagai Legendaris atau pendiri geng motor Grab on Road ini. Sejak tahun 1980-an anggota Grab on Road sering menang dalam balapan liar yang dilakukan di jalan-jalan Kota Bandung. "Malah anggota kami banyak yang jadi pembalap nasional, semisal Benny Baong," jelas Kang pucut kepada detikportal. Selain GrabonRoad, sejumlah geng motor juga bermunculan di Bandung. Tapi yang reputasinya setara dengan Grabonroad hanya tiga geng, yakni Exalt to Coitus (XTC), Moon Raker (M2R) dan Brigade Senja (Brigez). Empat geng motor tersebut kemudian menjadi legenda di Bandung. Rata-rata geng motor ini dibentuk oleh pecinta balapan liar. Awalnya jumlahnya hanya segelintir, namun makin lama makin banyak hingga ribuan anggota. Mereka tidak hanya berasal dari Bandung, melainkan dari Cirebon, Tasikmalaya, garut, Sukabumi, dan Subang. kemunculan geng-geng motor ini seakan menjadi pemandangan tersendiri di Bandung. Setiap malam di akhir pekan mereka berkumpul. Biasanya Jalan Supratman, Lodaya, Dago, atau Gasibu, jadi tempat favorit. Di tempat itu mereka kemudian adu nyali dan adu kecepatan sepeda motor. Trek yang harus dilalui para pembalap tidak melulu di jalan yang datar dan lurus. Jalan penuh liku dan menurun juga dilakoni. Untuk medan yang satu ini, para pembalap biasanya mengambil start di Lembang dan finish di Jalan Setia Budi. Nekatnya lagi, para pembalap dilarang menggunakan rem belakang. Padahal jalan yang dilalui menurun. Aksi nekat para pembalap tidak jarang memakan korban. Jangan heran kalau hampir setiap balapan selalu ada anggota geng yang tewas atau luka-luka saat balapan. Tapi mereka sama sekali tidak kapok ataupun takut."Itu sudah risiko. Makin berat tantangan makin seru Kang," Kata Ari, anggota geng XTC. Apalagi semakin tinggi risiko semakin besar taruhannya. dalam setiap sesi balapan, nilai taruhan berkisar Rp 3 juta sampai Rp 5 juta. Malah ada yang menjadikan sepeda motor sebagai taruhannya. Pembalap yang menang berhak atas sepeda motor pembalap yang kalah. Uang taruhan merupakan patungan dari masing-masing anggota geng. Dan tiap-tiap geng punya joki (pembalap) andalan, berikut mekaniknya. Di ajang balap liar ini masing-masing geng menguji kemampuan pembalap maupun settingan mesin motor. Bila menang, hasil taruhan akan digunakan untuk pesta dan bersenang-senang. Sering kali persaingan antar geng di ajang balapan liar berbuntut ke luar arena. Usai balapan, masing-masing geng tidak jarang terlibat tawuran. Masing-masing geng tidak pernah akur. Mereka bersaing dalam segala hal, baik balapan, soal reputasi ataupun keberanian. Repotnya, serangan yang mereka lakukan sering salah alamat. Sering kali mereka menyerang masyarakat yang tidak mengerti apa-apa. Alhasil, banyak sudah pengguna jalan di Bandung yang telah jadi korban kebringasan anggota geng motor, yang mayoritas usianya masih belasan tahun. Kasatreksrim Polresta Bandung Tengah AKP Andree Ghama mengatakan para pelaku kekerasan anggota geng motor yang berhasil diciduk, semua dalam keadaaan mabuk. Pengaruh alkohol itulah yang membuat anggota geng, yang rata-rata masih pelajar SMP dan SMA ini bertindak brutal.

Mengenai kami GRAB ON ROAD INDONESIA menegaskan kami ini adalah bukan merupakan sebuah geng bermotor yang seperti apa yang seperti apa Masyarakat katakan, melainkan hanyalah sebuah kumpulan para pecinta sepeda motor/klub sepeda motor yang tergabung secara resmi dalam Ikatan Motor Indonesia(IMI) Jawa Barat sejak 1989.

Selama ini, anggota GBR aktif dalam berbagai kejuaraan Roadrace. sehingga kami menolak stigma yang menganggap GBR sebagai geng bermotor yang identik dengan kriminalitas .
Namun, disayangkan banyak pihak yang mencatut nama GBR saat melakukan perbuatan kriminal. Dampaknya istilah geng motor melekat pada GBR.

Sebagai organisasi, GBR punya aturan sebagaimana tercantum dalam AD/ART anggaran dasar/anggaran rumah tangga). Di dalamnya diatur dengan tegas anggota GBR tidak boleh melakukan perbuatan melanggar hukum.

“Sanksinya jelas bagi yang melanggar hukum kami coret dari organisasi GBR dan keanggotaan di IMI Jabar,” 
Soal pelaku kriminal yang kadang membawa atribut GBR, Kami mengaku sulit mencegahnya. “Jangankan atribut klub motor, atribut TNI atau Polri saja banyak dipalsukan. Kita sulit mencegahnya.
Sementara untuk memupus stigma geng motor, GBR melakukan pemutihan anggota. Sejak awal tahun ini, GBR melakukan pendataan ulang, termasuk penertiban atribut. “Jadi untuk jumlah anggota, kita sendiri tidak tahu persis karena masih dilakukan pendataan.
Anggota GBR tersebar di Indonesia dan ada kepengurusan di sejumlah wilayah.

Sejarah Moonraker

Tags
Image result for sejarah m2rKita mulai saja dengan Moonraker. Inilah konon ruh dari semua geng motor di Bandung. Moonraker lahir pada tahun 1978. Sel-sel komunitas ini, dirajut oleh tujuh orang pemuda yang sama-sama hobi balap.

Nama “Moonraker” diambil dari salah satu judul film James Bond yang kondang ketika itu. Awalnya mereka mengusung bendera berwarna putih-biru-merah dengan gambar palu arit di tengahnya. Namun, karena pemerintah Indonesia saat itu melarang ideologi tertentu yang identik komunisme (yang bersimbolkan palu arit), mereka lalu mengganti bendera kebanggaannya dengan warna merah-putih-biru, bergambar kelelawar. Gambar ini mereka adopsi dari lambang “Hell Angel”, sebuah kelompok motor di Amerika Serikat. Kelompok ini konsisten dengan sistem keorganisasiannya. Setiap tahun ada penggantian kepengurusan dan membuat program-program kerja. Struktur Organisasinya terdiri atas Divisi Balap, Panglima Perang (Paper), dan Tim SWAT atau regu penyelamat.

“Panglima Perang” mungkin terdengar unik dalam sebuah organisasi pencinta motor. Istilah ini biasanya digunakan oleh lembaga keamanan atau kelompok bersenjata. Di Moonraker sendiri, Panglima Perang bertugas mengkoordinir anggota pada saat terjadi tawuran, atau sebagai pembuat keputusan pada saat terjadi bentrok dengan kelompok lain. Jika ada keputusan perang, informasi menyebar ke seluruh anggota paling lama dalam waktu 24 jam.

Bagi para pembangkang yang melanggar tata tertib organisasi, sudah disiapkan tempat yang mereka sebut dengan nama “Sel 13,” semacam mahkamah pengadilan. Tempat ini paling dihindari oleh semua anggota. Jangan mengharap sebuah proses hukum layaknya sebuah lembaga pengadilan. Di sini para pembangkang itu akan mendapat penyiksaan dari senior-seniornya.

Kategori pelanggaran itu antara lain memakai dan mengedarkan narkoba, bertindak melanggar hukum dan menjalin hubungan kasih dengan sesama anggota Moonraker. Pengikut Moonraker semakin lama, terus membengkak. Kini tercatat anggotanya mencapai ribuan bahkan jutaan orang, tersebar di berbagai wilayah.

Menurut Dandy Alfandy, salah satu pentolan Moonraker, sejak awal kelompok ini berorientasi pada balapan. Konflik dengan geng XTC (musuh terbesar Moonraker) pertama kali dipicu saat berlangsung kompetisi Road Race piala Djarum Super tahun 90-an. Persoalannya sepele saja, hanya senggol-menyenggol di arena balapan, entah siapa yang memulai. Puncaknya, terjadi tawuran besar-besaran antara ke dua geng ini pada tahun 1999. Satu orang meninggal dunia pada peristiwa itu. Hingga kini dendam sejarah itu masih mengendap dari generasi ke generasi.

SEJARAH BRIGEZ INDONESIA

Tags
Image result for brigez logoBRIGEZ..kepanjangan dari nama Brigade Seven,yang pada awalnya di bentuk dengan tujuan dan orientasi untuk mempertahan harga diri skelompok pelajar asal SMA negeri 7 bandung yang pada saat itu terlibat tawuran antar pelajar SMA di bandung.
setuju atau pun tidak,kota bandung pada saat itu merupakan kota yang rawan akan perkelahian antar pelajar,maka dengan alasan itulah gank ini dibentuk oleh para pendirinya yang sampai sekarang sebagian dari mereka ada yang masih aktif,bahkan di dewakan oleh para anggotanya yang kini tersebar luas sampai ke seluruh  wilayah jawa barat bahkan wilayah DKI jakarta dan sekitarnya.
AWAL MULA TERBENTUK.

menurut cerita salah satu seniornya,ketika itu salah satu pendiri dari gank ini dengan atribut lengkap layaknya seorang pelajar SMA salah satu SMA negeri terkemuka di bandung sedang duduk menikmati sebatang rokok di sebuah warung pojok di kawasan kota bandung,dengan alasan mabal sebagai tren pelajar SMA pada masa itu dia nongkrong sendiri menghabiskan waktu sambil menunggu rekan-rekannya pulang dari aktivitas sebagai pelajar.
Namun dengan tiba-tiba datanglah tujuh orang pemuda dengan pakaian dan seragam yang sama namun rupanya dari sekolah yang berbeda ikut nimbrung dengan seorang pelajar tadi,cerita punya cerita rupanya mereka sama-sama mempunyai alasan yang sama,mengapa pada saat waktu yang seharusnya mereka berada di suatu tempat yang namanya sekolah,mereka malah asik menghabiskan waktu dengan nongkrong di warung pojok.
singkat cerita,seorang pelajar dan di tambah tujuh orang pelajar yang baru datang tadi saling bercerita ngalor ngidul layaknya teman lama yang telah lama tak bersua.,namun tiba-tiba pada saat mereka tengah asik berbagi cerita,datanglah sekelompok pelajar lain yang rupa-rupanya mereka berasal dari salah satu sekolah kejuruan (STM),dengan tanpa basa-basi mereka langsung mengadakan serangan mendadak membabi buta ke arah delapan orang pelajar SMA yang tengah asik ngobrol tadi.Spontan saja ke delapan orang pelajar SMA tadi mengadakan perlawanan.Namun apa hendak di kata,sekuat apa pun ke delapan pelajar SMA itu mengadakan perlawanan,jumlah merka kalah banyak dibanding jumlah para pelajar STM itu,dengan terpontang panting akhirnya ke delapan pemuda itu berhasil meloloskan diri.
singkat cerita.,dua minggu berlalu dasar jodoh akhirnya mereka ke delapan pelajar SMA itu bertemu lagi meskipun salah satu dari mereka berasal dari sekolah yang berbeda,dan karena mempunyai hobi yang sama sebagai pecinta otomotif khususnya motor selain mereka merasa mempunyai ikatan solidaritas yang terjalin dari tawuran tempo hari.,akhirnya BRIGEZ BANDUNG AUTO SPORT terbentuk dengan kepanjangan dari Brigade Seven yang mengambil nama dari asal sekolah mereka yaitu SMAN 7.

Sejarah XTC Indonesia

Tags
Image result for xtcXTC atau Exalt To Coitus lahir pada tahun 1982 oleh 7 orang pemuda. Belakangan nama itu diganti menjadi
Exalt To Creativity, karena nama semula agak berbau porno. Mereka membawa bendera berwarna paling atas putih-biru muda-biru Tua. Di tengahnya ada gambar lebah yang melambangkan solidaritas antar anggota. Bila salah satu di antara mereka ada yang diserang, maka yang lainnya akan membela. Mereka kini mendirikan Sexy Road Indonesia, kumpulan gengster XTC se-Indonesia yang berpusat di Bandung, untuk memfasilitasi anggotanya yang sudah melebihi 10.000 orang. Tak hanya Moonraker sebenarnya. Brigez dan GBR, juga menyatakan permusuhannya terhadap XTC.

Brigez yang paling antipati terhadap geng yang satu ini. Asal muasal terjadinya permusuhan tidak jelas sampai sekarang. Namun, baik XTC maupun Brigez menyatakan perang satu sama lain hingga saat ini.
“Setiap gengster ingin menjadi yang nomor satu, kenyataannya kami memang yang paling banyak anggotanya,” ujar Ari Rinaldi, salah satu anggota XTC mencoba menjawab alasan mengapa XTC banyak dimusuhi oleh geng lain. Ari Rinaldi tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung. Pasukan ini juga memiliki Koordinator Perang, untuk mempermudah koordinasi jika terjadi tawuran atau pada saat akan melakukan perbutan wilayah.

Perebutan wilayah termasuk upaya dalam rangka memperluas daerah kekuasan dan meningkatkan prestise dikalangan gengster. Menurut Felix, penyerangan biasanya dilakukan diam-diam ke basis-basis lawan.
Anggota XTC, banyak anak-anak dari lingkungan TNI atau Polisi. Tak heran, jika terjadi perang senjata api banyak beredar. Lalu, mengapa geng motor identik dengan kekerasan?“Itu karena aparat yang menciptakan.
Mereka sering main gebuk sembarangan. Kami memang sering merampas motor milik geng lain saat bentrok, istilahnya rampasan perang. Tapi motor itu langsung kami bakar, tidak dijual atau dimiliki oleh salah satu dari kami,” kata Iskandar. “Mungkin bagi polisi tindakan itu termasuk kriminal, tapi menurut kami bukan,”tambahnya.
 Iskandar termasuk pentolan XTC, ia juga ketua sebuah lembaga yang bergerak di bidang penyediaan jasa pengamanan, Bodyguard Security Service (BOSS). Markas BOSS dulu sering dijadikan tempat nongkrong anak-anak XTC.
Dalam pertemuan itu, ketua XTC Avi Vabio akrab dipanggil Pepi, juga ada. Usianya jauh lebih muda. Ia ternyata salah satu karyawan bank berplat merah di Jawa Barat.
 Dadan salah seorang anggota XTC mengatakan bahwa telah terjadi selisih paham di antara anggota XTC sendiri. “Ada kelompok yang berusaha memanfaatkan massa XTC untuk kepentingan politik. Padahal harapan kami, ada ruang untuk berkreatifitas,” ujarnya. Malam itu Dadan membawa anak laki-lakinya yang masih berusia sekitar 2 tahun. Pepi mengaku sering diajak berunjukrasa dengan iming-iming uang. “Kami bahkan pernah terlibat dalam tim sukses Aa Tarmana, kandidat Walikota Bandung, tapi kalah,” kata Pepi. “Beberapa partai politik pernah meminta massa dalam jumlah tertentu untuk kampanye. Pada pemilu 2004, partai Demokrat juga meminta massa. Biasanya kami dibayar per kepala(Koordinator), ya lumayan lah..”Beberapa hari lalu mereka juga mengirim 200 motor pada perayaan ulang tahun Partai Demokrasi Pembaruan di Lapangan Gasibu Bandung. Tidak menutup kemungkinan pada kampanye-kampanye atau unjukrasa itu bertemu dengan geng motor lain. Tapi kalau dalam urusan ini, mereka memilih damai. Pertengahan 2003, XTC melakukan penyerangan sensasional. Mereka menyerang kantor kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Bandung. Semua anggotanya tumpah ruah mengepung kantor Polwiltabes. Mereka kecewa karena tidak diberi izin pada saat mau mengadakan bakti sosial, akibat ada kesalahpahaman antara poilsi dengan panitia. Polisi tak bisa berbuat banyak menghadapi ribuan massa yang memadati Jalan Merdeka sepanjang kurang lebih 3 Kilo Meter. Beberapa orang yang dituduh provokator ditahan di kantor Polwiltabes Bandung. “Kalau gak ada XTC ya gak rame, gak akan terjadi perang,” Iskandar menambahkan. Tapi ia menitip pesan untuk para aparat: “tolong rangkul kami, masa GAM dengan RI saja bisa berdamai?”

CARA MEMBUAT MIC CONDENSOR MINI

Tags
mic condensor ini membutuhkan power suplai berupa batu battrey yang berukuran kecil 1,5v..
dan sebuah resistor dan elco berikut kabel sebagai penghubung.....
bahan bahan yang di butuhkan..
1-mic condensor mini, kita bisa mendapatkannya di toko-toko elektronik
2-resistor 1k.
3-elco 17uf
4-batu battrey 1,5v yang berukuran kecil..sering digunakan pada remote DVD
5-kabel dan jak nya
siapkan solderan untuk menyambunkan komponen-komponennya...
mudah kan pembuatannya.......
selamat mencoba....
sukses selalu..........

PENGERTIAN ROAD RACE DAN SEMUA HAL TENTANG BALAPAN MOTOR

Tags
Kawan SI Road Race Racing atau orang biasa menyebut dengan istilah balapan yang asal muasalnya adalah dari balapan motor yang di lombakan di jalan umum. misalnya saja seperti lintasan Isle of Man TT (tourist trophy)kemudian ada Grand Prix macau dan ada beberapa lagi lintasan lreland. Karena fasilitas yang ada di jalan umum membayakan rider seperti jalan/jalur yang sempit , trotoar jalan, dan tembok tembok dan umumnya balapan sekarang ini sudah di pindahkan ke lintasan lintasan yang dibangun khusus untuk balapan untuk ajang Road Race.
Pengertian Road Race Indonesia
Jadi dapat disimpulkan bahwa road race adalah kejuaraan balap sepeda motor yang dilakukan dengan kecepatan yang sangat tinggi didalam lintasan jalan aspal yang di pacu dengan mengelilingi sirkuit sesuai yang di perlombakan , dimana balapan ini dilakukan secara serentak bersama sama.




KATEGORI PEMBALAP

Di negara kita ini yaitu indonesia para pembalap road race dibagi menjadi 3 (tiga) kategori diantaranya yaitu sebagai berikut ini :
Seeded maksudnya adalah tingkat terpayah di ajang balap  Road Race)
Pemula A yaitu Tingkat menengah di ajang Road Race
Pemula B  adalah Tingkat terhebat di ajang balapan motor Road Race
Perlu di ketahui bahwa daftar pembalap untuk masing-masing kategori diatas yaitu ditentukan dan juga dikeluarkan oleh PP. IMI . IMI adalah kepanjangan dari Ikatan Motor Indonesia.
Daftar tersebut harus menjadi pedoman untuk menentukan kelas/nomor lomba yang diijinkan untuk diikuti oleh seorang Pembalap.
Berikut ini adalah kelas/nomor lomba yang bisa anda lihat sebagai berikut :
KATEGORI SEEDED       PEMULA A        PEMULA B
KELAS
MP 1              YA          TIDAK                 TIDAK
MP 2              YA          TIDAK                TIDAK
MP 3          TIDAK            YA                   YA
MP 4          TIDAK            YA                   YA
MP 5          TIDAK         TIDAK                   YA
MP 6             YA            YA                   YA
CATATAN :
Setiap pembalap apapun kategorinya, hanya diijinkan untuk mengikuti sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kelas termasuk kelas/nomor pendukung yang diperuntukkan bagi kategori pembalap yang bersangkutan.
Pembalap yang diperbolehkan mengikuti lomba (start) kelas-kelas yang dilaksanakan di sirkuit permanen adalah mereka yang catatan waktu terbaiknya dalam latihan kualifikasi (QTT), tidak melampaui batas yang ditentukan yaitu 110% dari catatan waktu terbaik pembalap yang yercepat.
Lomba kelas-kelas Seeded dilaksanakan dengan sistem poin (lihat pasal 11.1)
Apabila peserta kelas ini cukup banyak maka digunakan sistem campuran (lihat pasal 11.2)
Setiap pembalap hanya diijinkan mendaftar satu kali di kelas yang sama.
KELAS KELAS UTAMA

Dalam ajang road race tentunya di bagi menjadi beberap kelas, nah untuk kelas-kelas utama yang dilombakan untuk Kejuaraan Balap Motor di Indonesia atau disebut juga MOTORPRIX INDONESIA bisa anda lihat dibawah ini :
Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin 110 cc 4 Langkah Tune up Seeded, disingkat dengan istilah : MP 1
Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin kapasitas 125 cc 4 Langkah Tune up Seeded, disingkat istilah : MP 2
Kelas Motor bebek yang menggunakan mesin kapasitas 110 cc 4 Langkah Tune up Pemula A, disingkat dengan istilah  : MP 3
Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin kapasitas 125 cc 4 Langkah Tune up Pemula A, disingkat dengan istilah : MP 4
Kelas Motor Bebek yang menggunakan mesin kapasitas 110 cc 4 Langkah Standar Pemula B, disingkat dengan istilah : MP 5
Sedangkan untuk Kelas Stock Sport yang menggunakan mesin 600 cc Terbuka, disingkat dengan istilah : MP 6
Adapun kelas-kelas lainnya – termasuk One Make Race – merupakan Kelas Pendukung (Supporting Class).
LINTASAN DAN SIRKUIT

Berikut ini adalah informasi mengenai lintasan dan juga sirkuit yang digunakan dalam ajang road race langsung saja yuk simak dibawah ini :
Untuk panjang lintasan sirkuit yang digunakan minimal 1,2 Km (1 putaran)
Untuk Lebar jalan sendiri kurang lebih minimum 6 meter
Jalur lurus harus dipisah dengan ban atau karung dengan tinggi 60 cm.
Pengaman jalur tikungan dengan ban atau karung dengan tinggi 75 cm.
Lintasan lurus tidak lebih dari 400 meter dihitung dari r/corner/tikungan terakhir sebelum lintasan lurus sampai dengan tikungan berikut setelah lintasan lurus tersebut.
Jarak tempuh lomba Kelas-kelas Utama :
Kelas – kelas Utama :
Babak Penyisihan dan Semi Final : 10 km.
Babak Final /Race 1 dan 2 : 20 km.
Super Sport 600 cc:
Sama dengan jumlah lap pada Kejuaraan Asia.
Jarak tempuh lomba dapat ditoleransi sebesar 5% up.  
HADIAH DAN TROFI.

Untuk anda yang menang dalam ajang balap road race ini tentuny anda akan mendapatan hadiah dan juga troofi sebagai pembalap yang handal dan jago di lintasan aspal.
Untuk Trofi diberikan kepada sekurang-kurangnya 5 (lima) orang Pembalap yang menduduki peringkat 1 s/d 5 sedangkan untuk hadiah uang bisa anda lihat dibawah ini :  
Hadiah Uang.
Besarnya hadiah uang yang akan di dapatkan dan juga akan diserahkan kepada para pemenang lomba ajang balap motor road race.Para pemenang Kejuaraan Utama ditentukan oleh PP. IMI (Ikatan Motor Indonesia).
Untuk melihat daftar hadiah uang yang diberikan untuk tiap pemenang kelas utama Kejuaraan Balap Motor tersebut bisa anda lihat pada table dibawah ini :
HADIAH UNTUK KELAS-KELAS PEMULA A DAN B :

Juara I : Rp. 1.500.000,-
Juara II : Rp. 1.000.000,-
Juara III : Rp. 800.000,-
Juara IV : Rp. 700.000,-
Juara V : Rp. 500.000,-
HADIAH UNTUK KELAS-KELAS SEEDED :

Juara I : Rp. 2.000.000,-
Juara II : Rp. 1.300.000,-
Juara III : Rp. 1.000.000,-
Juara IV : Rp. 800.000,-
Juara V : Rp. 600.000,-
Hadiah uang pada table diatas bisa dibagikan dengan ketentuan sebagai berikut ini :
Keseluruh hadiah uang pada table diatas bisa anda bagikan jika jumlah pembalap yang mengikuti road race kelas tersebut sekurang kurangnya terdapat sekitar  10 orang
Jika jumlah pembalap dalam ajang road race tersebut terdapat 5 orang atau lebih tetapi kurang dari 10 orang misalnya 8 0rang atau 7 orang maka hadiah uang tersebut hanya diberikan kepada yang mendapatakan juara I sampai dengan III selanjutnya untuk juara IV dan V hanya mendapatkan trofinya saja
Bagaimana..? sudah paham belum tentang balapan road race yang ada di indonesia ..! data diatas saya kutip dari berbagai referensi salah satunya imi.co.id

Thursday, November 10, 2016

Asal Usul Sunda Wiwitan

Tags
Sunda wiwitan adalah agama. Maka dalam pandangan Islam dia adalah kafir karena posisi agamanya itu diluar Islam. Disebut pula agama Cigugur karena lahir dan berpusat di Cigugur Kuningan. Ada hal yang perlu diungkap, apakah munculnya agama Sunda wiwitan ada kaitannya dengan seorang tokoh yang namanya Madrais atau tidak? Karena Sunda wiwitan erat kaitannya dengan Madrais, bahkan ada juga yang menyebut agama Madrais atau agama Jawa Sunda sebagaimana penjajah Belanda menyebutnya kepada kelompok Madrais ini.
Mari kita ungkap riwayat hidup Madrais yang nama lengkapnya Madrais Sadewa Alibassa Kusumah Wijaya Ningrat hidup sekitar tahun 1832 sampai 1939, Madrais sebenarnya nam pesantren yang dia dirikan di Cigugur yang sekarang menjelma menjadi Paseban, nama Madrais adalah kependekan dari Muhammad Rois. Dari berbagai informasi, Madrais masih memiliki hubungan darah dengan Kepangeranan (keraton) Gebang. Seorang putera kandung raja Gebang yang bangunan keratonnya dibumihanguskan kolonial Belanda. Ayahnya pangeran Alibassa cucu dari pangeran Sutajaya Upas  menantu pangeran Kasepuhan  keturunan ke-8 dari Sunan Gunung Jati. Karena keadaan genting dikejar-kejar Belanda maka oleh ibunya, anak yang belum genap satu tahun itu kemudian  diselamatkan dan disembunyikan di Cigugur supaya luput dari kejaran Belanda.
Madrais menjelma menjadi pribadi yang memiliki kepekaan rasa, kehalusan budi, kepedulian sosial, memiliki cinta yang tinggi terhadap budaya dan menjunjung tinggi kedaulatan bangsa. Madrais dewasa sangat prihatin dengan nasib bangsanya yang berada dalam cengkeraman kaum penjajah. Ia kemudian membuat semacam komunitas atau jamaah untuk selanjutnya ia didik dengan cara pandang yang memiliki kepedulian dan anti penjajahan. Komunitas itu ia wadahi dalam satu lembaga bernama perguruan (paguron), ada juga yang menyebutnya dengan pesantren.
Selama hidupnya, pangeran keturunan Kepangeranan Gebang Kinatar (sekarang lokasinya di Losari, Cirebon, Jawa Barat) itu pernah dibuang penjajah Belanda ke Tanah Merah, Maluku (1901-1908). Belanda menuduh Madrais telah menyebarkan ajaran sesat padahal Belanda khawatir dengan pengaruh Madrais yang semakin meluas dalam membangun perlawanan kepada Belanda melalui ajaran Islam yang disebarkannya. Namun tokoh ini berhasil pulang ke kampung halaman, di Cigugur, dan kembali mengajarkan Islam kepada rakyat  dan mengajarkan pentingnya hidup sebagai orang yang mandiri dan mencintai sesama.
Salah satu ajaran Madrais yang popular di kalangan penganut Sunda komunitasnya adalah makan dan minumlah dari hasil keringat sendiri. Satu pesan yang menganjurkan untuk tidak mudah menerima uluran belas kasihan orang lain kecuali dari kerja keras. Orang yang tidak senang dengan Madrais, ajaran ini dipelintir sehingga berkesan tokoh ini mengharuskan para pengikutnya untuk menghisap keringat sang guru.
Madrais didalam membentuk komunitas  yang diwadahi dengan pesantren, maksudnya membina masyarakat untuk mandiri dan memiliki keberanian untuk menentang penjajah dan mengajarkan Islam sebagai pokok ajarannya. Hanya strategi dia supaya kaum penjajah tidak curiga maka ajaran Islam  [Qur’an dan hadits] disampaikan dalam tulisan Jawa Sunda yaitu tulisan ha, na, ca, ra. ka dst. Sehingga komunitas Madrais disebut agama Jawa Sunda yang sekarang disebut Sunda Wiwitan. Akan tetapi, pada waktu itu ajaran Madrais adalah Tauhid hanya Allah yang wajib di sembah.
Sepeninggal Madrais tahun 1939 kominitas ini dilanjutkan dipimpin oleh putranya bernama pangeran Tedja Buana Alibassa sampai tahun 1958. Komunitas Madrais ini berubah dan dipandang sebagai aliran kepercayaan baik oleh masyarakat maupun oleh pemerintah, karena pangeran Tedja Buana mengajarkan Islam dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa-Sunda, yang dikenal sebagai agama Jawa Sunda. Hal ini merupakan kelanjutan metode Kiayi Madrais, kemudian dilanjutkan oleh Ratu Siti Djenar Alibassa puteri Raden Tedja Buana dari istri pertama karena pangeran Tedja pindah ke Cirebon.
Tahun 1964 oleh kelompok tertentu, komunitas Muslim yang mendapat julukan agama Jawa Sunda ini difitnah sebagai komunitas PKI (komunis). Dan kelompok Muslim lainnya terprovokasi dan menyerangnya. Akhirnya, komunitas keturunan Madrais ini terpecah menjadi 3. Pertama, ada yang tetap sebagai Muslim, tetapi kajiannya mengikuti Muslim lainnya yakni mengkaji Qur’an tanpa menggunakan aksara dan bahasa Jawa Sunda, karena dipandang tak usah pakai siloka lagi dalam mempelajari Islam karena sudah merdeka.
Kedua, ada juga yang masuk agama Protestan dan yang terbesar masuk agama Katolik, termasuk pangeran Tedja Buana dan keturunannya karena merasa takut mendekati kelompok Muslim lainnya yang terus mengejar, dan kalau tidak beragama takut oleh negara dimasukan kelompok komunis sebagai mana isu yang berkembang. Pada saat yang bersamaan, para misionaris Katolik berhasil memanfaatkan konflik yang terjadi. Mulai saat itu, Cigugur berubah menjadi kampung Katolik, lambat laun berdiri tegak gereja dan yang masuk Katolik semakin bertambah, bahkan kawin silang antara Muslim dengan katolik sudah terbiasa, yang akhirnya anak-anaknya ada yang Muslim ada pula yang katolik
Tahun 1970 kekuasaan Ratu Siti Djenar direbut paksa oleh Raden Djati Kusumah Alibassa, putra Raden Tedja Buana dari istri keduanya, tahun 1980. Djati Kusumah keluar dari Katolik dan mendirikan aliran bernama PACKU (Perkumpulan Aliran Cara Karuhun Urang). Tetapi, tahun 1982 dibekukan oleh KEJATI Jabar dengan SK pembekuan no.42 dan dinyatakan sebagai aliran sesat, setelah PACKU dibekukan Djati Kusumah mendirikan aliran AKUR  [Aliran Karuhun Urang], dan sekarang diganti menjadi Sunda Wiwitan yang menyatakan bukan aliran tetapi agama Sunda Wiwitan.
Untuk mempertahankan pengaruhnya, maka Djati Kusumah selalu mengkaitkan dengan Madrais dan seolah alirannya tersebut adalah kelanjutan dari ajaran Madrais, sehingga kalau dulu Madrais dicitra burukan oleh Belanda sebagai pendiri dan penyebar agama Jawa Sunda, dikarenakan ajaran Islam yang disampaikan dalam tulisan dan bahasa Jawa Sunda, kalau sekarang madrais dicitra burukan ooleh cucunya sendiri yang menyebutkan bahwa Madrais adalah  pendiri dan penyebar agama Sunda Wiwitan, dan berkelanjutan diteruskan oleh Djati Kusumah, sehingga masyarakat Muslim terutama sangat berpandangan negatif kepada Kiayi Madrais.
Kita mendengar bahwa Sunda Wiwitan ini adalah ageman (pegangan) kepercayaan masyarakat Baduy Kab. Lebak Banten, apakah ada kaitannya Sunda Wiwitan Djati Kusumah dengan Sunda Wiwitan masyarakat Baduy?
Dahulu, pada waktu Madrais hidup di Cigugur tegak pesantren dan tegak sebuah mesjid, tetapi sekarang pesantren dan mesjid itu lenyap dan di atasnya tegak sebuah bangunan namanya Paseban. Keberadaan Paseban Tri Panca Tunggal ini menjadi penting untuk melestarikan ajaran-ajaran yang telah ditanamkan para pendahulu.
Ritual-ritual penting ajaran komunitas ini berlangsung di komplek Paseban. Salah satu kegiatan tahunan yang digelar dengan cukup meriah, dan melibatkan berbagai komunitas adalah upacara Seren Taun. Perhelatan ini dilakukan setahun sekali, dalam rangka menyongsong datangnya Tahun Baru Saka dalam hitungan kalender Jawa-Sunda. Motivasi pagelaran ini adalah mensyukuri nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita semua. Di event ini, sebagian masyarakat Cigugur bergotong-royong membawa hasil bumi mereka untuk diarak dalam satu episode pawai yang meriah.
Di komplek gedung Paseban TPT, juga tinggal para penganut ajaran Sunda Wiwitan yang terdiri dari remaja, dewasa hingga orang tua. Mereka biasa disebut sebagai warga atau sawarga, yang berarti keluarga. Ini merupakan ekspresi dari pemahaman ajaran yang mereka yakini: setiap manusia bersaudara. Mereka yang tinggal di Paseban menjadi satu kesatuan dalam keluarga. Di sinipun dibangun sekolah menengah pertama (SMP) Trimulya sejak tahun 1958, sebagai tempat belajar warga Paseban TPT, yang juga dibuka umum.
Para penganut ajaran Sunda Wiwitan tersebar di beberapa kota, dan kabupaten di Jawa Barat, dan tidak menutup kemungkinan juga di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta D.I. Yogyakarta. Namun kegiatan ritual budaya dan keagamaan komunitas ini berpusat di Cigugur. Gedung Paseban Tri Panca Tunggal (TPT), semacam keraton yang berfungsi sebagai sentra kegiatan keagamaan, budaya, hingga berfungsi sebagai tempat belajar dalam menjalani kehidupan. Di gedung Paseban tinggal keluarga keturunan Madrais yang sekaligus menjadi pimpinan warga adat. Pangeran Jatikusuma adalah ketua warga adat pimpinan agama Sunda Wiwitan saat ini.
Hati-hati kaum Muslimin atas gerakan pemurtadan yang dilakukan oleh kafir sunda wiwitan dan mari kembalikan paseban untuk kembali menjadi pesantren dan mesjid dan tegaknya syi’ar Islam di Cigugur, yang sekarang dikuasai  agama Sunda Wiwitan dan Katolik

Detik Detik Kematian Rasulullah S.A.W

Tags
Kisah Kali ini adalah kisah yang mengharukan, detik-detik wafatnya Rasulullah SAW. Sang manusia agung, yang menjadi panutan seluruh manusia. Yang sosoknya tidak akan lekang dimakan oleh waktu. Semoga kisah ini menambah rasa cinta kita terhadap beliau untuk mengikuti jejaknya, Berikut kisah nya :

Diriwayatkan bahwa ayat Al maidah ayat 3, diturunkan setelah Ashar hari Jum’at di Arafah pada Haji Wada’. Waktu itu Nabi Muhammad SAW sedang mengerjakan wukuf di Arafah diatas unta, dan setelah ayat ini tidak lagi turun ayat tentang kewajiban. Ketika turun ayat ini Nabi Muhammad SAW merasa tidak kuat menanggung arti dari ayat tersebut. Beliau bertelekan (bersandar) pada untanya dan unta pun tertunduk.

Turunlah Malaikat Jibril dan berkata :”Ya Muhammad, benar-benar telah sempurna hari ini perihal agamamu dan telah selesai apa yang telah diperintahkan Tuhanmu kepadamu, dan apa yang dilarangNya padamu.  Kumpulkan sahabat-sahabatmu dan kabarkan pada mereka bahwa aku tidak
akan lagi turun kepadamu setelah hari ini.” Lalu kembalilah Rasulullah dari Mekah ke Madinah. Dikumpulkannya sahabat-sahabatnya dan dibacakannya ayat tersebut kepada mereka serta menceritakan kepada mereka tentang apa yang dikatakan oleh Jibril AS.

Mendengar berita tersebut bergembiralah para sahabat dan mereka berkata :“Telah sempurna Agama kita” Kecuali Abu bakar ra. Dia sangat bersedih dan kembali kerumahnya. Dia mengunci pintu dan tenggelam dalam tangisnya siang malam. Para sahabat mendengar keadaan Abu Bakar itu, mereka berkumpul dan mendatangi rumah Abu Bakar ra.

Mereka bertanya : ”Hai Abu Bakar, mengapa engkau menangis pada saat kita harus bergembira dan senang? Karena Allah SWT telah
menyempurnakan Agama kita.”
Abu Bakar berkata : ”Hai para Sahabat,
kamu semua tidak mengetahui bencana yang akan menimpamu.
Bukankah kamu mendengar bahwa suatu perkara apabila telah sempurna maka
akan muncul kekurangannya? Ayat ini mengabarkan tentang perpisahan
kita, tentang keyatiman Hasan dan Husain dan tentang Istri-istri Nabi
Muhammad SAW yang akan menjadi janda.”

Maka terjadilah teriakan diantara para sahabat, mereka semua menangis,
dan Sahabat-sahabat lain yang tidak ikut hadir dirumah Abu Bakar
mendengar tangisan dari kamar Abu Bakar, lalu mereka datang kepada Nabi
Muhammad SAW, dan mereka berkata :”Ya Rasulullah, kami tidak tahu bagaimana keadaan para sahabat itu, hanya saja kami mendengar tangisan dan teriakan mereka.”

Maka berubahlah wajah Nabi Muhammad SAW dan berdiri segera menuju rumah
Abu Bakar dan bertemu para sahabat. Beliau melihat mereka dalam keadaan tersebut diatas,
Kemudian bersabda : ”Apakah yang membuat kamu menangis?”
Berkatalah Ali ra.: ”Tadi Abu Bakar berkata, Aku telah mencium bau wafat Rasulullah SAW dari
ayat ini. Apakah benar ayat ini dapat diambil sebagai petunjuk atas wafatmu?”.
Nabi Muhammad SAW bersabda : ”Benar Abu Bakar dalam ucapannya itu. Memang benar telah dekat keberangkatanku dari hadapanmu dan telah tiba saat perpisahanku dengan kamu semua.”
Setelah Abu Bakar ra. mendengar sabda Rasulullah itu berteriaklah dia sekeras-kerasnya dan jatuh tak sadarkan diri.

Ali ra. bergetar tubuhnya dan para sahabat lain menjadi ribut, mereka
ketakutan semuanya dan menangis sejadi-jadinya, hingga gunung-gunung
dan batu-batu ikut menangis bersama mereka, demikian pula para
Malaikat. Ulat-ulat dan binatang-binatang darat maupun di laut,
semuanya ikut menangis.

Kemudian Nabi Muhammad SAW berjabatan dengan para setiap orang dari
para sahabat, berpamitan dan menangis serta memberi wasiat kepada
mereka. Kemudian Beliau hidup setelah turunnya ayat tersebut dalam
delapan puluh satu hari.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Bahwa setelah dekat wafat Nabi
Muhammad SAW, Beliau memerintahkan Bilal untuk menyerukan shalat kepada
manusia. Bilal lalu menyerukan Adzan dan berkumpullah para Sahabat
Muhajirin dan Anshar ke Masjid Rasulullah SAW. Beliau mengerjakan
shalat dua rakaat ringan bersama para sahabat. Kemudian naik mimbar,
memuji dan menyebut keagungan Allah SWT.
Beliau berkhutbah dengan sebuah khutbah yang dalam, hati menjadi takut karenanya, dan air mata bercucuran karenanya.

Kemudian Beliau bersabda :

”Wahai sekalian muslimin, sesungguhnya aku adalah seorang Nabi kepada kamu,
pemberi nasihat dan berda’wah kepada Allah SWT dengan seijinNya. Dan
aku berlaku kepadamu sebagai seorang saudara yang menyayangi dan
sekaligus sebagai ayah yang belas kasih. Barang siapa diantara kamu
yang mempunyai suatu penganiayaan pada diriku, maka hendaklah dia
berdiri dan membalas kepadaku sebelum datang balas membalas di hari
kiamat.”

Tidak ada seorangpun yang berdiri menghadapnya, sehingga Beliau
bersabda demikian kedua kali dan ketiga kalinya. Barulah berdiri
seorang laki-laki bernama Ukasyah bin Muhshin.
Berdirilah dia didepan Nabi Muhammad SAW dan berkata : “Demi
Ayah dan Ibuku sebagai tebusanmu Ya Rasulullah, seandainya engkau tidak
mengumumkan kepada kami berkali-kali, tentu aku tidak akan mengajukan
sesuatu mengenai itu. Sungguh aku pernah bersamamu di Perang Badar.
Saat itu untaku mendahului untamu. Maka turunlan aku dari unta dan
mendekatimu agar aku dapat mencium pahamu. Tetapi engkau lalu
mengangkat tongkat yang biasa engkau pergunakan untuk memukul unta agar
cepat jalannya dan engkau pukul lambungku. Aku tidak tahu apakah itu
atas kesengajaan dirimu atau engkau maksudkan untuk memukul untamu ya
Rasulullah?”.

Rasulullah bersabda: ”Mohon perlindungan kepada Allah hai Ukasyah, kalau Rasulullah sengaja memukulmu."
Bersabda lagi Beliau kepada Bilal: ”Hai Bilal, berangkatlah ke rumah Fathimah dan ambilkan tongkatku.”

Maka keluarlah Bilal dari Masjid sedang tangannya diatas kepalanya:
”Ini adalah Rasulullah, sekarang Beliau memberikan dirinya untuk diqishash.”

Dia mengetuk pintu Fathimah, dan bertanyalah Fathimah: ”Siapa yang ada di depan pintu?”
Bilal menjawab: ”Aku datang untuk mengambil tongkat Rasulullah”
Fathimah bertanya : ”Hai Bilal, apa yang akan diperbuat Ayah dengan tongkat itu?”
Bilal menjawab: ”Hai Fathimah, Ayahmu memberikan dirinya untuk di qhisash."
Fathimah bertanya lagi: ”Hai Bilal, siapakah yang sampai hatinya mau membalas pada Rasulullah?”

Lalu Bilal mengambil tongkat itu dan masuklah dia ke Masjid serta
memberikan tongkat itu kepada Rasulullah, sedang Rasul kemudian
menyerahkannya kepada Ukasyah.

Ketika Abu Bakar dan Umar ra. memandangnya, maka berdirilah mereka berdua dan berkata : ”Hai Ukasyah, aku masih berada didepanmu, maka balaslah kami dan janganlah engkau membalas kepada Nabi Muhammad SAW.”
Bersabdalah Rasulullah SAW: ”Duduklah engkau berdua, Allah telah mengetahui kedudukanmu.”

Berdiri pula Ali ra. dan berkatalah dia: ”Hai Ukasyah, aku
masih hidup didepan Nabi Muhammad SAW. Tidak akan aku sampai hati kalau
engkau membalas Rasulullah SAW. Ini punggungku dan perutku, balaslah
aku dengan tanganmu dan deralah aku dengan tanganmu.”
Nabi Muhammad SAW bersabda : ”Hai Ali, Allah telah mengetahui kedudukan dan niatmu.”

Berdiri pula Hasan dan Husain, dan mereka berkata : ”Hai
Ukasyah, bukankan engkau mengenal kami berdua. Kami adalah dua orang
cucu Rasulullah. Membalas kepada kami adalah sama seperti membalas
kepada Rasulullah.”
Nabi Muhammad SAW bersabda : ”Duduklah engkau berdua wahai kegembiraan mataku.”
Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda: ”Hai Ukasyah, pukullah kalau engkau mau memukul.”

Ukasyah berkata: ”Ya Rasulullah, engkau memukulku dahulu dalam keadaan aku tidak terhalang pakaianku.”

Lalu Rasulullah menyingkapkan pakaiaannya, dan berteriaklah orang-orang Islam yang hadir seraya menangis.

Ketika melihat putihnya jasad Rasulullah, Ukasyah menubruknya dan mencium punggungnya.
Berkatalah dia:

”Nyawaku sebagai tebusanmu ya Rasulullah, siapakah yang akan sampai hati untuk
membalasmu ya Rasulullah. Aku melakukannya hanya mengharapkan agar
tubuhku dapat menyentuh jasadmu yang mulia, dan Allah akan memelihara
aku berkat kehormatanmu dari neraka.”
Bersabdalah Nabi Muhammad SAW: ”Ingat, barang siapa yang ingin melihat penghuni surga maka hendaklah dia melihat orang ini.”

Semua orang Islam yang hadir berdiri, dan mencium antara kedua mata Ukasyah seraya berkata : ”Beruntung sekali engkau, engkau berhasil mendapatkan derajat yang tinggi dan berkawan dengan Nabi Muhammad SAW di surga.”
Ya Allah, mudahkanlah kepada kami untuk mendapatkan syafa’atnya, berkat keagungan dan kemegahanMu
(Dari Mau’idhatul Hasanah)

Ibnu Mas’ud berkata: ”Ketika dekat wafat Nabi Muhammad SAW
berkumpullah kami di rumah Ibu kita Aisyah. Kemudian Beliau memandang
kami dan bercucuranlah air matanya.

Beliau bersabda:
”Marhaban bikum rahimakumullah” (selamat datang kamu semua, mudah-mudahan Allah memberi rahmat kepada kamu) aku berwasiat kepada kamu agar takwa kepada Allah dan taat kepadaNya. Telah dekat perpisahan dan telah tiba kembali kepada Allah dan ke surga Al-Ma’waa. Hendaklah nanti Ali yang
memandikan aku, Al-Fadhal bin Abbas yang menuangkan air dan Usamah bin
Zaid yang membantu keduanya. Kafanilah aku dengan pakaianku sendiri
kalau kamu mau, atau dengan pakaian buatan Yaman yang putih. Jika kamu
sudah memandikan aku letakkanlah aku di tempat tidurku didalam kamarku
ini di tepi liang lahadku. Kemudian keluarlah meninggalkan aku sesaat.
Karena pertama-tama yang menshalatkan aku adalah Allah Azza wa Jalla,
kemudian Jibril, kemudian Israfil, kemudian Mika’il, kemudian Malaikat
Maut beserta anak buahnya, kemudian semua Malaikat yang lain. Setelah
ini barulah kamu masuk sekelompok demi sekelompok dan shalatkanlah aku.”
Setelah mereka mendengar kata perpisahan Nabi Muhammad SAW ini mereka berteriak seraya menangis.

Mereka berkata:
”Ya Rasulullah, engkau adalah Rasul kami
dan kepala kumpulan kami. Serta penguasa perkara kami. Jika engkau
harus pergi, lalu kepada siapakah nanti kami akan kembali dalam
menghadapi kesulitan?”

Nabi Muhammad SAW bersabda :
”Aku tinggalkan kamu pada jalan kebenaran dan jalan
yang bersinar dan aku tinggalkan untuk kamu dua penasehat: Yang
berbicara dan yang diam. Yang berbicara adalah Al-Qur’an, sedang yang
diam adalah kematian. Apabila ada sebuah kesulitan pada kamu maka
kembalilah kepada Al-Qur’an dan Sunnah, dan apabila hatimu keras
membantu lembutkanlah dia dengan mengambil pelajaran dengan hal ihwal
kematian.”

Detik-detik Rasulullah saw menjelang sakaratul maut.

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? " tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini? " tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril?"

Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku". Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wasalim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-2 muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan RasulNya mencinta kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka

Perang Terakhir Rasulullah: Romawi pun Gemetar

Tags
Perang Tabuk merupakan perang yang sangat terkenal karena banyak hikmah yang dapat diambil dari perang ini dan yang paling penting, perang ini merupakan perang terakhir Rasulullah. Peperangan ini terjadi setelah sampai berita kepada Rasulullah bahwa Raja Romawi akan menyerang Madinah dengan bala tentara yang besar melalui Syam. Setelah melalui persiapan yang direncanakan dengan baik, pada hari Kamis tanggal 5 Bulan Rajab tahun 9 Hijriyah, Rasulullah dan pasukan muslimin berangkat ke Tabuk dari Madinah untuk melawan berita penyerangan ini.
Setelah penaklukan Makkah, tidak ada tempat di seluruh Jazirah Arab yang menyangsikan risalah Rasulullah dan ajaran Islam. Tapi masih ada satu kekuatan yang menghadang perjalanan orang-orang Muslim, yaitu kekuatan Romawi. Bentrok sering tak bisa dihindari, dimulai dibunuhnya duta Rasulullah, Al-Harits bin Umair di tangan Syurahbil bin Amr Al-Gahssany saat membawa surat ke pemimpin Bushra. Kemudian pertempuran seru di Mu’tah antara pasukan Muslim yang dipimpin Zaid bin Haritsah melawan pasukan Romawi pasca pembunuhan itu. Belum genap setahun setelah perang di Mu’tah, pasukan Romawi siap terjun untuk kancah peperangan besar-besaran. Pasukan Romawi menilai keberadaan pasukan Rasulullah di muka bumi mengancam keberadaan mereka.
Banyak Informasi yang masuk Madinah tentang persiapan besar-besaran pasukan Romawi, sehingga setiap detik penduduk Madinah seperti dibayangi hal tersebut, tak terkecuali Umar bin Khattab. Kabar bahwa Rasulullah menjauhi istri-istri beliau menambah daftar persiapan yang lain dari biasanya. Kesempatan ini dimanfaatkan kaum munafik untuk membangun masjid Dhirar untuk mengecoh kaum Muslimin. Kaum Munafik mendirikan masjid untuk tempat penampungan yang aman bagi orang munafik dan teman mereka dari luar. Tapi atas ijin Allah, mereka pun gagal dan Allah menyibak niat jahat mereka. Rasulullah menghancurkan masjid tersebut pasca kepulangan dari Perang Tabuk.

Persiapan Kaum Muslimin : Tak Pedulikan Panen, Tangisan Ketakwaan, dan Berlomba Bersedekah
Letak Madinah dan Tabuk sangat jauh dan musim saat itu sangat panas. Pada saat itu, kebun-kebun kurma di Madinah sedang masa panen, dan sebagian besar penduduk Madinah bergantung pada kebun kurma yang merupakan jalan rezeki mereka selama 1 tahun. Ketakwaan mereka terhadap seruan Rasulullah dan ketaqwaan terhadap Allah, membuat mereka siap meninggalkan kebun siap panen tersebut tanpa ada yang memelihara. Semua orang siap meninggalkan kota Madinah. Yang tinggal hanyalah kaum munafik, orang-orang udzur, wanita, anak-anak dan sebagian sahabat yang tak mendapat tunggangan padahal mereka sangat ingin berangkat perang, serta tiga sahabat Rasulullah (akan diceritakan kemudian).
“Mereka Kembali, sedangkan mata mereka bercucuran air mata karena sedih tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan.” (At Taubah : 92)

Dalam persiapan ini sahabat-sahabat Rasulullah berlomba-lomba bersedekah, Utsman bin Affan mempersiapkan kafilah dagang ke Syam sebanyak 200 ekor unta lengkap dengan barang bawaan dan 200 uqiyah, kemudian ditambah lagi 100 ekor unta dan 1.000 dinar di bilik Rasulullah, kemudian bersedekah lagi 900 ekor unta dan 100 ekor kuda, dan tambahan uang kontan. Abdurrahman bin Auf bersedekah 200 uqiyah perak, Abu Bakar menyerahkan semua hartanya selinai sekitar 4.000 dirham, Ashim bin Ady menyerahkan 70 wasaq kurma, dan masih banyak lagi sahabat yang lain, termasuk para wanita menyerahkan berbagai macam perhiasan mereka.

Perjalanan ke Tabuk dan Akhir Perang : Jaisyul Usrah (Pasukan yang dalam keadaan sulit)
Jasiyul Usrah, begitulah julukan pasukan Muslimin dalam perang Tabuk ini. Meskipun cukup banyak harta yang disedekahkan untuk perang, karena jumlah pasukan yang sangat besar, yaitu 30.000 prajurit, tentu perbekalan pasukan ini tidak bisa sempurna. 18 orang hanya mendapat jatah 1 unta, memakan dedaunan sekedar untuk membasahi bibir, dan terpaksa menyembelih unta sekalipun jumlahnya sedikit, untuk diambil air di tubuhnya dan dimakan dagingnya.
Ketika tiba di Tabuk, pasukan Muslimin berkubu di sana. Mereka siap melawan musuh dan Rasulullah berdiri di hadapan pasukan dan menyampaikan pidato yang penuh semangat. Mental prajurit benar-benar siap dan dengan semangat yang membara. Pasukan Romawi mendengar kedatangan kaum Muslimin dan malah muncul ketakutan dan kekhawatiran di hati mereka, sehingga mereka tidak berani maju langsung dan berpencar-pencar di batas wilayah. Hal ini mengangkat pamor pasukan Muslimin di Jazirah Arab. Yuhannah bin Ru’bah, pimpinan Ailah kemudian mendatangi Rasulullah dan menawarkan perjanjian perdamaian dengan beliau dan siap menyerahkan jizyah. Begitu pula penduduk Jarba’ dan Adruj. Ukadir  Dumatul Jadal berhasil dipegang Khalid bin Walid dan menjamin keamanan dirinya dengan tebusan tertentu. Bersama Yuhannah, dia menyetujui perjanjian yang berlaku bagi penduduk Dumah, Tabuk, Ailah dan Taima’.
Berbagai kabilah yang dulunya tunduk pada Romawi berbalik mendukung kaum Muslimin. Wilayah kekuasaan pemerintah Islam semakin bertambah luas, hingga berbatasan dengan wilayah kekuasaan bangsa Romawi. Rasulullah sampai di Madinah pada bulan Ramadhan tahun itu juga. Sehingga total dua bulan Rasulullah meninggalkan Madinah.
Perpaduan kekuatan iman, persiapan matang, kesatuan hati, dan yang paling utama adalah keikhlasan berjihad di jalan Allah. Sekuat apapun pasukan yang melawan, jangan pernah berharap menang. Romawi pun gemetar

Kisah Perang Badar

Tags
Ketika Rasullulah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pasukannya sampai di dekat Safra` (suatu daerah di dekat Badar); beliau mengutus Basbas dan Ady bin Abi Zaghba` ke Badar. Keduanya disuruh mencari informasi tentang Abu Sufyan dan rombongan dagangnya.[1] Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Abu Bakar Radhiyallahu anhu juga keluar untuk tujuan ini. Keduanya bertemu dengan seseorang yang sudah tua. Rasulullah bertanya kepadanya tentang pasukan Quraisy. Orang tua itu mau menjawab asalkan mereka berdua memberitahu dari mana asal mereka ? Keduanya setuju. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memintanya agar bercerita lebih dahulu. Orang itu menjelaskan bahwa ia mendengar berita tentang Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya telah berangkat pada hari ini dan ini. Jika si pembawa berita itu benar, berarti mereka sekarang sudah sampai di tempat ini dan ini. Dan jika si pembawa berita tentang pasukan Quraisy juga jujur, berarti mereka sekarang berada di tempat ini dan ini.

Setelah menyelesaikan ceritanya, orang itu bertanya: “Dari mana kalian berdua ?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kami berasal dari air”. Kemudian keduanya meninggalkan orang tua itu yang masih bertanya : “Dari air ? Apakah dari air Irak ?”[2]

Sore harinya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Ali, Zubair, dan Sa`d Bin Abi Waqqash Radhiyallahu anhum beserta sekelompok Sahabat lainnya untuk mengumpulkan data-data tentang musuh. Di sekitar sumur Badar, rombongan ini menemukan dua orang yang bertugas mengambil air untuk pasukan Mekah. Mereka membawa dua orang ini ke Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sedang shalat. Lantas mereka mulai mengorek keterangan dari keduanya. Dua orang ini mengakui bahwa mereka pemberi minum pada pasukan Mekah. Namun, para Sahabat tidak mempercayai mereka. Para Sahabat mengira keduanya adalah anak buah Abu Sufyan. Lalu mereka memukuli keduanya hingga mau mengaku bahwa mereka anak buah Abu Sufyan.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan para Sahabatnya, karena mereka telah memukul keduanya saat jujur dan membiarkan mereka saat berdusta. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada keduanya tentang posisi pasukan Mekah. Mereka menjawab: “Mereka di belakang bukit di Udwatul Qushwa.”

Kemudian beliau bertanya tentang jumlah pasukan Mekah. Akan tetapi, dua orang ini tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya, namun keduanya menyebutkan jumlah unta yang mereka sembelih setiap harinya, yaitu antara 9 sampai 10. Dari sini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpulkan bahwa jumlah mereka antara 900 – 1000 pasukan. Dua orang ini juga menyebutkan bahwa di antara pasukan itu ada beberapa tokoh Mekah. Dalam kitab Rahîqul Makhtûm disebutkan, Beliau bertanya dua orang ini, “Siapa sajakah pemuka Quraisy yang ikut?” Mereka menjawab, “Utbah dan Syaibah, keduanya anak Rabî`ah, Abul Bakhtari bin Hisyâm, Hakim bin Hizâm, Naufal bin Khuwailid, al-Hârits bin Amir, Thaîmah bin Adi, an-Nadhr bin Harits, Zam`ah bin al-Aswad, Abu Jahl bin Hisyam, Umayah bin Khalaf dan lainnya.” Rasululllah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepada para Sahabatnya: “Mekah telah mencampakkan para tokohnya ke hadapan kalian.”[4] Lalu Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan beberapa tempat yang akan menjadi tempat tewasnya beberapa tokoh Quraisy.

Malam itu Allah Azza wa Jalla menurunkan hujan untuk mensucikan kaum Muslimin dan meneguhkan telapak kaki mereka di atas bumi. Allah Azza wa Jalla jadikan hujan tersebut sebagai bencana yang besar bagi kaum Musyrikin.[5] Tentang ini Allah Azza wa Jalla berfirman :

وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ

Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan setan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu) [al-Anfâl/8:11]

Di antara nikmat Allah Azza wa Jalla kepada kaum Muslimin saat itu adalah Allah Azza wa Jalla menjadikan para Sahabat mengantuk sebagai penenteram jiwa.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membawa pasukannya mendekati mata air Badar mendahului orang-orang Musyrik agar musuh tidak bisa menguasai mata air. Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menentukan satu posisi, al-Habâb bin Mundzir Radhiyallahu anhu mengeluarkan pendapatnya, “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bagaimanakah pendapat anda tentang posisi ini ? Apakah posisi ini diwahyukan oleh Allah Azza wa Jalla sehingga kita tidak boleh maju atau mundur ? Ataukah ini hanya pendapat, siasat dan takti perang saja”? Beliau menjawab: “Ini hanya pendapat, siasat dan taktik perang saja.” al-Habâb Radhiyallahu anhu mengatakan : “Wahai Rasulullah, posisi ini kurang tepat, bawalah orang-orang ini ke sumur yang paling dekat dengan posisi musuh. kita kuasai sumur itu lalu yang lainnya kita rusak. Kita membuat telaga besar lalu kita penuhi air. Kemudian baru kita perangi mereka, kita bisa minum sementara mereka tidak bisa.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada al-Habâb Radhiyallahu anhu , “Engkau telah menyampaikan pendapat yang jitu.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujuinya dan melakukannya.[6]

Ketika sudah menguasai tempat yang ditunjukkan oleh al-Habbab, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dibuatkan `arisy (tenda) [7] oleh para Sahabat sebagai tempat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bermunajat kepada Allah Azza wa Jalla dan memantau jalannya peperangan.

Dari beberapa nash tentang perang Badar dapat dipahami bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ikut serta dalam perang. Beliau tidak terus-menerus di dalam tendanya atau tidak terus-menerus berdoa. Di antara kisah yang membuktikannya adalah ucapan Ali Radhiyallahu anhu, “Aku memperhatikan diri kami pada saat Badar. Saat itu, kami berlindung dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau adalah orang yang paling dekat dengan musuh dan orang yang paling susah.”[8] Dalam riwayat lain diceritakan, “Ketika peperangan sudah berkecamuk, kami berlindung dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau adalah orang yang paling menderita. Tidak ada seorang pun yang lebih dekat posisinya dengan orang Musyrik dibandingkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”

Di antara buktinya juga, sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para Sahabatnya saat perang Badar, “Janganlah sekali-kali ada salah seorang di antara kalian yang maju kepada sesuatu, sampai aku berada di dekat sesuatu itu.”[9] Ibnu Katsîr [10] mengatakan, “Sungguh beliau telah berperang dengan sungguh-sungguh. Demikian pula Abu Bakar Radhiyallahu anhu. Sebagaimana keduanya berjihad di tenda dengan berdo’a, mereka juga keluar, memberikan motivasi untuk berperang dan mereka juga ikut berperang dengan fisik.”

Setelah melakukan semua persiapan fisik yang memungkinan untuk mewujudkan kemenangan di lapangan, malam itu beliau bertadarru` (memohon) kepada Allah Azza wa Jalla agar menolongnya. Di antara doa yang beliau ucapkan adalah:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِيْ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِيْ اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الإِِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ

Ya Allah Azza wa Jalla , penuhilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah Azza wa Jalla , jika Engkau membinasakan pasukan Islam ini, maka tidak ada yang akan beribadah kepada-Mu di muka bumi ini. [HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763]

Dalam riwayat ini juga disebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terus bermunajat kepada Rabbnya hingga selendang beliau jatuh dari pundak. Abu Bakar Radhiyallahu anhu datang dan mengambil selendang tersebut kemudian meletakkan kembali di pundak beliau. Abu Bakar Radhiyallahu anhu berkata, “Wahai Nabi Allah Azza wa Jalla , sudah cukup engkau bermunajat kepada Rabbmu dan Allah Azza wa Jalla pasti akan memenuhi janji-Nya.” Kemudian turunlah firman Allah Azza wa Jalla :

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu : “Sesungguhnya aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut”.[al-Anfâl/8:9]

Setelah itu Abu Bakar Radhiyallahu anhu memegang tangan beliau dan berkata, “Cukup wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , engkau telah berkali-kali memohon kepada Rabbmu”. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam segera mengambil baju besi dan terjun ke medan tempur seraya membaca firman Allah Azza wa Jalla :

سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ

“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. [al-Qamar 54 : 45]

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun, Umar Radhiyallahu anhu berkata, “Golongan manakah yang akan dikalahkan? Dan golongan apa yang akan dimenangkan?” Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu melanjutkan, “Tatkala perang Badar aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerjang musuh dengan baju besinya, seraya mengucapkan ayat ini. Ketika itu tahulah aku maksud ayat ini.”

(Disadur dari as-Sîratun Nabawiyah Fî Dhau’il Mashâdiril Ashliyah, hal. 342-347)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XIII/1430H/2009. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Disebutkan oleh Ibnu Hisyam-tanpa sanad- mungkin bagian dari hadits tentang perang badar yang shahîh- Ibnu Hisyâm 3/304
[2]. Diriwayatkan Ibnu Hisyâm dengan sanad yang terputus –Ibnu Hisyâm 2/306-307
[3]. Lihat kisahnya dalam Muslim 3/1404 hadits 1779.
[4]. Lihat ar-Rahîqul Makhtûm, hlm. 164
[5]. Lihatlah kabar tentang hujan ini dalam Ahmad 2/193 dan Ibnu Hisyâm 2/312
[6]. Disebutkan oleh Ibnu Hisyâm dengan sanad yang terputus-Ibnu Hisyâm 2/312-313 dan dengan sanad yang mursal mauquf pada Urwah sebagaimana dalam Ishâbah 1/302
[7]. Semacam kemah sebagai tempat untuk mengomando pasukan dan berteduh bagi panglima
[8]. Ahmad dalam Al-Musnad 2/63
[9]. HR. Muslim 3/1510 hadits no 1901. Pentahqiq kitab Jâmi’ul Ushûl (8/182) menyebutkan bahwa yang terdapatkan naskah aslinya : … sampai aku mengidzinkannya.” Sedangkan dalam naskah kitab Shahih Muslim yang dicetak : … sampai aku berada didekat sesuatu itu.”
[10]. Bidâyah Wan Nihâyah 3/306



Sumber: https://almanhaj.or.id/3754-kisah-perang-badar.html

Jatuh Bangun Ridwan Kamil Menjadi Walikota Bandung Yang Mendunia

Tags


“Negeri ini butuh banyak pemuda pencari solusi, bukan pemuda pemaki-maki,” – Ridwan Kamil
Siapa yang tak kenal dengan sosok bernama Ridwan Kamil. Seorang pria yang namanya kian meroket sejak terpilih sebagai walikota Bandung pada tahun 2013 lalu. Beliau adalah salah satu orang yang telah membuat perubahan besar-besaran terhadap kota Bandung. Selain punya prestasi tinggi di bidang politik, pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga dikenal sebagai seorang arsitek ber tangan dingin.

Kang Emil lahir dari pasangan Dr. Atje Misbach (alm) dan Dra. Tjutju Sukaesih. Berawal dari seorang arsitektur kini telah menjadi salah satu orang yang disegani dan diakui dunia. Perjalanan karir walikota "gaul" ini terbilang sangatlah sulit, banyak sekali hambatan dan rintangan yang di alami Kang Emil dalam menghadapi kenyataan hidup yang pahit ini.

Sama seperti kebanyakan orang, Kang Emil tak luput dari peristiwa "jatuh bangun" dalam membangun kesuksesan hidupnya. Mulai dari makan satu kali hingga mengaku menjadi orang miskin karena tidak bisa membiayai biaya kelahiran anak pertamanya, inilah kisah sukses Kang Emil dari nol hingga menjadi walikota Bandung yang sangat disegani.

Perjuangan Ridwan Kamil menjadi pemimpin muda yang menjadi sorotan dunia :

Moral dan Etika adalah hal yang selalu dijaga Kang Emil  

Dalam kehidupan masa kecilnya Kang Emil selalu dinasihati oleh orang tuanya agar selalu mengerti moral dan etika. Bagi kedua orang tuanya perkara kecerdasan dan kepintaran bukanlah yang paling utama.


Bagi Kang Emil dan keluarganya, mengenyam pendidikan tinggi adalah sebuah keharusan. Ayahnya adalah dosen di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran, sedangkan ibunya tercatat menjadi dosen di UNISBA. Berada di keluarga akademisi membuat Kang Emil pun menomorsatukan soal pendidikan.

Namun bagi orang tua Kang Emil, tugas orang tua tak hanya mengantarkan anak-anaknya menjadi pribadi yang cerdas secara intelektual saja. Kang Emil juga dididik sedemikian rupa agar tumbuh sebagai pribadi yang cerdas secara emosional dan spiritual. Salah satu prinsip hidup yang diajarkan pada Kang Emil adalah tentang bagaimana bisa hidup dan bermanfaat bagi orang lain.
 “Kecerdasan dan kepintaran hanyalah kesia-siaan ketika kita tidak bisa membawa kebaikan untuk lingkungan sekitar.”
Nah, filosofi hidup inilah yang selalu dipegang oleh Kang Emil hingga dewasa. Nilai yang mengakar dalam diri itulah yang membuatnya selalu berusaha memberi manfaat bagi banyak orang, baik saat menjabat sebagai walikota maupun lewat karya-karyanya sebagai seorang arsitek.

Hidup dalam kesederhanaan

Meskipun kedua orangtuanya bekerja, hal itu tidak lantas membuat Kang Emil hidup dalam kondisi yang serba ada. Soal lauk sarapan misalnya, membagi telur dadar menjadi lima bagian agar bisa dinikmati semua anggota keluarga adalah hal yang biasa. Untuk pergi ke sekolah, Kang Emil pun harus mau naik angkot atau bahkan berjalan kaki.

Kondisi ini membentuk karakter Kang Emil yang sadar betul arti dari kerja keras. Untuk mencapai keberhasilan, seseorang harus kuat hati menantang diri melawan rasa malas. Keterbatasan yang dimiliki tidak membuat dirinya mudah menyerah sekaligus tak gampang jumawa meski sudah berhasil membuat pencapaian dalam hidupnya.

Di sisi lain, perkara nilai-nilai keagamaan pun begitu lekat dalam diri Kang Emil. Di setiap perjuangan yang dijalani, ia pun tak pernah alpa meminta Tuhan merestui setiap langkah dan usaha.

Menjadi anak yang berprestasi  

Prestasi gemilang tidak hanya diukir oleh Kang Emil di dunia kerja saja, tapi sudah sejak berada di bangku Sekolah Dasar. Sejak kecil, pria berkacamata ini memang selalu dapat membanggakan kedua orang tua dengan nilai-nilai yang didapat. Begitu pula saat beliau masuk ke Sekolah Menengah Pertama dan mulai disibukkan dengan kegiatan berorganisasi.

Dia selalu dapat membuktikan tanggung jawab dengan berhasil masuk deretan lima besar di kelasnya. Image anak pintar yang cupu dan kurang pergaulan sangat jauh dari sosok Ridwan Kamil. Selain cerdas, ia juga dikenal aktif berorganisasi dan punya wajah yang boleh dibilang tampan.

Jika bicara soal prestasi dan penghargaan yang pernah diraih, dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung ini punya sekian yang bisa dibanggakan. Diantaranya, di tahun 2012 Ridwan Kamil didapuk sebagai salah satu Ikon Perubahan versi Majalah Gatra, sedangkan di tahun 2013 dirinya mendapat “Urban Leadership Award” dari Penn Institute for Urban Researh, USA.

Menjadi arsitek hebat dan di akui dunia 
 “Pekerjaan paling menyenangkan di dunia adalah hobi yang dibayar.”
Sebelum menjadi walikota Bandung, Ridwan Kamil pernah menjadi seorang karyawan dan menjadi seorang arsitek. Ridwan Kamil membuktikan bahwa kalimat di atas memang benar adanya. Ya, hobi masa kecil Kang Emil adalah melihat gambar-gambar gedung di luar negeri. Kebiasaan itulah yang justru memberikan pengaruh positif pada Kang Emil untuk urusan membuat desain-desain gedung karyanya.

Selain itu, Kang Emil jelas punya kemampuan intelektual yang tinggi lantaran dirinya pun paling suka berimajinasi. Dan bekal ilmu yang didapatnya di bangku kuliah membuatnya punya kemampuan untuk mewujudkan imajinasinya tersebut. Hobi yang kemudian beralih jadi profesi, tidakkah kamu bisa membayangkan betapa Kang Emil menikmati dunianya sekarang ini?

Sempat down saat ayah meninggal

Setelah menamatkan pendidikan di bangku Sekolah Menengah Atas, Kang Emil melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Bandung di jurusan arsitektur. Di sinilah kemampuannya sebagai seorang arsitek diasah habisan-habisan. Sama seperti saat di SMP dan SMA, beliau juga aktif berorganisasi. Bahkan, dia pun mencoba bisnis kecil-kecilan yakni membuat ilustrasi dengan cat air dan maket untuk para dosen.

Namun saat hampir menyelesaikan pendidikannya, Kang Emil dilanda musibah yang membuatnya demikian terpukul. Ya, kepergian sang ayah menjatuhkan mental Kang Emil dan sempat membuatnya kehilangan arah. Tapi dengan cepat Kang Emil berhasil menyembuhkan luka hatinya dan berjuang sekuat tenaga untuk membuat ayahnya bangga di alam sana. Tuhan pun merestui usaha keras seorang Ridwan Kamil. Ia lulus dengan nilai A++, sebuah pencapaian yang jarang didapatkan oleh banyak mahasiswa.

Karir Menurun

Jalan karir seorang Ridwan Kamil bukannya tanpa hambatan. Ia pernah hanya bisa makan sekali sehari dan bahkan tidak mampu membayar biaya persalinan anak pertamanya saat di Amerika. Walikota Bandung ini  pernah dihadapkan dengan kesulitan saat meniti karirnya. Setelah lulus dan sempat berkarir sebagai staf pengajar di almamaternya, beliau pergi mengadu nasib ke Amerika. Dengan maksud bekerja di sana, Kang Emil justru harus menelan pil pahit kegagalannya.

Hanya bekerja selama 4 bulan, setelah itu klien justru tidak mau membayar hasil pekerjaannya. Hal tersebut diduga karena kondisi krisis yang saat itu melanda di Indonesia. Selanjutnya, Ridwan Kamil sempat bertahan hidup dengan hanya makan sekali sehari agar hanya perlu mengeluarkan uang 99 sen. Dia bekerja paruh waktu di Departemen Perencanaan Barkeley. Beliau juga harus menguras tenaganya karena disaat bersamaan sedang menyelesaikan pendidikan S2-nya dari program beasiswa.

‘Badai hidup’ seolah tak mau menjauh dari sosok Ridwan Kamil. Di tengah kondisi finansial yang tidak kondusif, istrinya hamil dan ketika waktu persalinan datang dia tidak punya uang. Terpaksa ayah muda itu mengaku miskin agar mendapatkan fasilitas kesehatan gratis yang disediakan oleh pemerintah setempat.

Cinta tanah kelahiran

Setelah merampungkan pendidikan masternya, Ridwan Kamil mendapat pekerjaan di firma arsitektur Amerika-Hongkong. Berkat pekerjaan barunya ini, ia dan keluarga kecilnya bisa mendapat penghidupan yang layak. Kang Emil pun semakin menikmati hidupnya di Negara Paman Sam tersebut. Tapi suatu hari sang ibu berkata:
 “Kalau mencari uang itu bisa ada gantinya, tapi kalau membuat orang lain pintar tidak akan terukur nilanya.”
Nasihat itu begitu membekas di benak Kang Emil dan membuatnya pulang kembali ke tanah air. Sesampainya di Bandung, beliau langsung bergabung sebagai staf pengajar di ITB. Selain itu bersama teman-temannya Kang Emil juga mendirikan Urbane yang merupakan singkatan dari Urang Bandung Euy, firma arsitektur yang boleh dibilang sangat sukses hingga diakui secara internasional. Beberapa karyanya adalah Syria Al-Noor Ecopolis di Syria dan Suzhou Financial District di China.

Keikhlasan Kang Emil meninggalkan pekerjaan di negeri orang justru berbuah manis karena di Indonesia pun ia berhasil mengukir prestasi yang luar biasa.

Menjadi pemimpin muda yang menginspirasi dan jadi kebanggaan Indonesia

Jangan ditanya soal bagaimana warga Bandung begitu mencintai dan membanggakan walikotanya. Sekian kebijakan yang dibuat, berbagai perbaikan, hingga usaha-usaha yang dilakukan demi membuat Bandung semakin “cantik” jelas membuat Kang Emil semakin dielu-elukan orang Bandung.

Cara Kang Emil menjalin kedekatan dengan warganya melalui interaksi di media sosial, kerendahan hatinya untuk turun ke jalan atau sekadar bersepeda di jalanan kota Bandung, hingga kemunculan nya di gigs-gigs anak muda jelas memberi kesan mendalam bagi warganya. Bahkan bagaimana cara Kang Emil “mendidik” warganya untuk ‘ngepel jalan Braga’ pun mendapat tanggapan positif dalam kasus penyalahgunaan fasilitas umum yang sempat membuatnya geram.

Cerita perjuangan Ridwan Kamil yang penuh tantangan dan kerja keras ini mengisyaratkan bahwa untuk mencapai kesuksesan, kita tak sekadar butuh otak yang pintar. Ketekunan, kesabaran, sifat rendah hati, dan kemauan bekerja keras adalah kunci keberhasilan, terutama bagi kita generasi muda.
 “Hidup cuma sekali, jangan menua tanpa arti.”